Pranala.co.id -Keinginan menjadikan Gorontalo emas di tahun 2045 terus saja dilakukan, bahkan rancangan Gorontalo Emas yang digagas oleh the presnas pun berkeinginan menjadikan Gorontalo sebagai pusat kesehatan dan pendidikan.

Hal ini diungkapkan oleh Bupati Gorontalo Nelson Pomalingo saat membuka acara Fokus Group Diskusi (FGD) disektor kesehatan yang dilaksanakan di ruang pendopo rumah pribadi Nelson Pomalingo, sabtu (18/9).

Nelson mengatakan, keinginan menjadikan Gorontalo sebagai pusat kesehatan dan pendidikan tentunya didasari oleh sejumlah infrastruktur yang sudah tersedia, mulai dari rumah sakit yang sudah ada di setiap Kabupaten.

Bahkan sudah ada beberapa rumah sakit swasta ditambah dengan rumah sakit bhayangkara dan rencana pembangunan rumah sakit internasional merupakan salah satu proses menjadikan Gorontalo menjadi pusat kesehatan dan pendidikan.

“Karena selain sudah banyaknya rumah sakit juga penunjang dibidang pendidikan seperti fakultas kedokteran serta Poltekes dan sekolah-sekolah kejuruan di bidang kesehatan yang saat ini ada menjadi penopang menjadikan Gorontalo sebagai pusat kesehatan, jadi kita buat seperti di Penang, kalau ada yang ingin mengecek kesehatannya yach datang di Gorontalo,” jelas Nelson.

Berangkat dari hal tersebut dr AR Mohamad sebagai salah pemateri dalam pelaksanaan FGD yang membawakan materi Gorontalo Menuju Pusat Jasa Kesehatan Kawasan Teluk Tomini.

AR Mohammad mengatakan, Gorontalo sebagai tujuan pendidikan, ekonomi dan kesehatan sejak dahulu dan didukung oleh letak geografis Gorontalo sangat strategis ditunjang dengan kawasan Teluk Tomini.

Sehingga paradigma kesehatan yang dirubah dari nirlaba ke surplus perlu dilakukan. Keuntungan letak geografis, Gorontalo sebagai pusat Pendidikan Kesehatan.

“Maka sangat pas jadi peluang untuk secara ekonomi atau komoditi, ditambah dengan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang handal secara genetik, walaupun masalahnya sarana pelayanan kesehatan kita dari fasilitas kesehatan dan sumber daya masih minim perlu dikelola untuk menembus pasar,” ungkap dr AR Mohammad, SpPD FINASIM.

Lanjut dikatakannya, kebutuhan dasar dibutuhkan konsep ilmu khusus yang pakar magister ekonomi kesehatan.

Jumlah penduduk yang kita kita punya bisa menjadi peluang emas untuk sisi pembayaran dan tarif baru BPJS dan menjadikan rumah sakit yang ada sebagai klasifikasi pelayanan tentunya bisa menjadi peluang besar, misalnya saja untuk rumah sakit umum di Gorontalo.

Semua pelayanan ada, jadi butuh semua fasilitas yang banyak sesuai kebutuhan tinggal bagaimana menaikkan tipe rumah sakit dan tak lagi mempermasalahkan sumber dayanya tapi butuh fasilitasnya.

“Misalnya saja untuk RS MM Dunda lebih mengkhususkan pelayanan untuk Endoskopi dan Hydroterapi, RSAS untuk pelayanan Laparaskopi, RS Toto Bone Bolango menjadi rumah sakit Urology center, RS Tombulilato sebagai rumah sakit kejiwaan dan untuk RS Ainun menjadi rumah sakit spesifik untuk mata, ditambah dengan rumah sakit penunjang lainnya dan terlebih adalah membangun pentadio resort sebagai hidroterapi dengan menggunakan konsep Ecogreen hospital,” jelas Dr Toni biasa ia disapa.

Ia menambahkan, membangun rumah sakit di kawasan pentadio resort bisa menjadi rujukan keinginan pemerintah menjadikan Gorontalo sebagai rujukan dari untuk kesehatan.

Menurutnya, memang harus ditata lebih kompetitif dan secara spesifik dilihat dari unggulan ada danau, area wisata dan terapinya termasuk hemat SDM seperti dokter spesialis anak dan spesialis penyakit dalam.

“Dengan begitu potensi pemetaan unggulan secara ekonomi untuk kesehatan menjadikan setiap rumah sakit punya keunggulannya sendiri-sendiri, dengan begitu konsep gorontalo emas 2045 menjadi pusat rujukan kesehatan bisa tercapai,” harap dr Toni.

%d blogger menyukai ini: