Oleh : Nurhadi Taha
Direktur Eksekutif Nation Teacher Institute.

Beberapa pekan kesempatan Melihat aktivitas Walikota Marten Taha Lebih Banyak Di Kantor Stay At Office, begitupun dalam Melaksanakan Rapat lebih banyak mengunakan Media Teknologi , Dunia Maya sesering Melakukan Virtual Conference dengan beberapa Komunitas , SKPD, dan Sejumlah Koleganya Jaringannya semua Di Hubungi melalui Media, Baik Handphone dan Alat peraga lainnya yang dapat membantunya cepat berkomunikasi.

Musibah Pandemi Covid 19 memang harus memutar Otaknya untuk tak harus berhenti berbuat, dalam kondisi apapun jangan kita diam , Harus bergerak, dan jangan berhenti untuk berkarya bagi Rakyat, apalagi saat kondisinya Tak Normal, kita harus lebih banyak intesitas kerjanya harus 100 Kali lipat dari kondisi Normal. Begitulah yang sering disebutnya.

Rabu 8 April 2020 sekiranya pukul 14. 00 Wita, sebagai aparatnya penulis menyambangi beliau untuk melaporkan beberapa situasi dan kondisi Kekinian Kota Gorontalo.

Baik itu sifatnya dalam bentuk Program pemerintah dan Beberapa Kondisi nyata yang terjadi di masyarakat saat ini soal wabah Pandemi Covid 19.

Di tengah diskusi, penulis dan beberapa Koleganya, di antaranya Funco Tanipu, Dan Kawan – kawan (DKK), tiba Tiba Walikota Marten Taha bertanya tentang Bagaimana hasil Kajian dan beberapa Analisis Soal Pandemi Covid 19, yang sementara di Kaji oleh Berapa Akademisi, perihal Masa Transisi dan Pemulihan setelah Wabah Covid 19 .

Saat itu pula Walikota yang sering disapa dengan sebutan nama Marten Taha, ia pun bertanya apa langkah yang seharusnya lakukan setelah ini, hal ini harus jauh hari harus di pikirkan begitulah Diskusi kami saat itu.

Sejauh penulis mengamati, Bagi Marten Taha, Pemimpin itu tak bisa kehabisan akal, serta tak bisa juga lamban apalagi kalau hanya diam, Harus Cepat taanggap ataupun responsif jangan juga tergesa – Gesa. Harus Tepat tetapi Juga Harus Adil. Harus tegas tetapi Bukan Marah – Marah. Dan paling penting Sabar Dan Tulus dalam memimpin .

Seiring berjalannya waktu, Tiba tiba diskusi Kami yang Alot Itu terdiam, sejenak Marten Taha Saat itu langsung beranjak dari tempat Duduknya dan langsung menoleh ke pintu Jendela karena desiran petir dan di Tambah dengan kerasnya Hujan yang saat itu.

Iapun mengatakan,  “Wih So Hujan Keras”. Dan setelah itu ia pun kembali Duduk . Hingga langsung mengambil handphone dan membuka beberapa Group Whatsappnya.

Sambil memonitor Group Whatsapp internal pemkot, sebagai pemimpin yang memiliki jiwa responsif, ia pun langsung memerintahkan dinas terkait untuk memonitoring curah hujan yang begitu tinggi dan harus Waspada serta meminta SKPD terkait untuk mengkroscek beberapa Debit Air yang naik, segera di antisipasi Degan menyedotnya dengan pompa Air.

Tak lama mungkin kisaran waktu sejam saja di membuka beberapa Group Whatsap dan ternyata ada Keluhan Warga yang masuk melalui Wa pribadinya tentang keluhan debit Air dan Curah Hujan membuat beberapa Rumah Masyarakat tergenang.

Aspirasi itu sekiranya tertulis,  Pak Wali Napa ini Torang pe Rumah Hujan Sadiki So maso Di rumah dan sementara situasi Corona, torang ini bagaimana so begini upaya menjaga agat tidak tertular oleh Corona napa le Rumah so maso akan air di jalan cedrawasih pak Wali ” begitulah kalimat di Whatsaapnya.

Kritik dan Keluhan Warga ini tak membuat dirinya Marah namun ia pun Justru menyampaikan Terima Kasih pada Informasinya dan iapun langsung beranjak dari tempat duduknya dan meminta untuk meninjau genangan Air yang di keluhkan warga, Sebagai penyejuk rakyat,  ia pun langsung meminta Dinas terkait untuk menyedot debit air agar sesegara mungkin dapat mengatisipasi keluhan warganya .

Satu kata yang penulis ingat hingga hari ini, Pemimpin itu harus sabar dan Tulus apalagi memimpin Di pusat ibu Kota , Masyarakatnya heterogen dan juga Kritis maka di butuhkan pemimpin yang bermental revolusi.  Dan tidak bisa memimpin dengan mental penjajah, memimpin harus dengan sabar bukan dengan Emosioanal apalagi dengan sesuka hati.

Penulis begitu kagum, ia yang sebagai taua lolipu hingga saat ini selalu tabah dan sabar memimpin rakyatnya, dari cara tersebut penulis memahami untuk menjadi penyejuk rakyat, harus tetap sabar dan ikhlas.

%d blogger menyukai ini: