Pranala.co.id-Pemerintah Kab. Gorontalo Utara berkomitmen akan menjaga dan melestarikan Benteng Orange atau Benteng Leiden serta Benteng Mas sebagai situs bersejarah yang sangat penting dan berharga untuk diwariskan kepada generasi mendatang.
Hal itu dikemukakan Bupati Thariq Modanggu saat menghadiri sekaligus membuka kegiatan Festival Budaya Tingkat Kabupaten Gorontalo Utara tahun 2022, Sabtu (19/11) di Benteng Orange Kwandang.
Kegiatan yang diselenggarakan oleh kementerian Pendidikan RI bekerjasama dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Gorut ini dihadiri oleh Sekda Gorut, Sulaman Lakoro, Pimpinan OPD, para camat, kepala desa dan unsur/tokoh masyarakat di desa Jembatan Merah.
Lebih lanjut Bupati Thariq Modanggu dalam sambutannya mengatakan, kegiatan Festival Budaya ini rutin dilaksanakan setiap tahunnya melalui dukungan Kementerian Pendidikan RI yang dipusatkan di Benteng orange sebagai situs yang memiliki nilai sejarah dan budaya yang sangat spesial dimata dunia.
Dijelaskannya, Benteng Orange juga Benteng Mas yang berlokasi di Desa Cisadane Kwandang telah menjadi tujuan dari peneliti dari Balai Arkeologi Sulut beberapa waktu yang lalu.
Hal itu ujar Bupati menjadi bukti bahwa Benteng Orange dan Benteng Mas menjadi situs bersejarah yang patut dilestarikan di masa mendatang.
Menurut Bupati, Benteng yang dibangun oleh Portugis dan Belanda sekitar tahun 1500-an ini ke depan membutuhkan perhatian dari pemerintah dan stakeholder di daerah ini.
Menurutnya, setidaknya terdapat beberapa instrumen yang perlu menjadi perhatian pemerintah daerah dalam memajukan kebudayaan Daerah, yakni “Pertama, Gorut memiliki kekayaan yang harus dilindungi.
Ini dibuktikan dengan adanya dua benteng yang cukup bersejarah dan bernilai penting bagi daerah Gorut. Tidak mungkin ada benteng jika tidak ada yang sesuatu yang harus dipertahankan dan dibela.
Kekayaan alam Gorut ungkap Bupati merupakan sesuatu yang menarik minat para penjelajah negara luar.
“Kalau tidak ada kekayaan, tidak mungkin ada bangsa lain datang ke Gorontalo. Sejarah pun menjelaskan bangsa portugis datang ke Gorontalo melalui jalur pelabuhan kwandang. Peneliti bernama Haga dan bastian pernah meneliti tentang batato di Gorontalo”,jelasnya.
Kedua, benteng menunjukkan bahwa daerah Gorontalo memiliki kontak dengan dunia dunia luar. Hal ini ditunjukkan oleh adanya wilayah pertambangan emas di wilayah Kecamatan Sumalata, dan kuburan makam klapert pada Abad ke-19 SM atau tahun 1877 yang lalu. “Ada sejumlah pihak yang datang untuk merebut atau menguasai wilayah Gorontalo. Sehingga, Jalur laut jembatan merah adalah akses utama para bajak laut. Ketiga, Gorontalo dulu memiliki koneksi, keunggulan dan sumber daya alam yang begitu melimpah ruah. Menyadari hal tersebut bangsa penjajah mempelajari serta mendeteksi ada sesuatu yang bernilai kekayaan alam dimasa itu.
“Nah, dari aspek data ini kita masih sangat lemah dalam mendetail kekayaan apa yang kita miliki saat itu. Berbeda dengan para penjajah jaman dulu yang gemar mencatat dan mengarsipkan segala hal tentang daerah wilayah jajahannya. Sehingga jika kita ke negara mereka (Belanda), mereka memiliki bukti sejarah juga tentang kita. Kita kalah dalam hal catat-mencatat”,jelas Bupati lagi.
Olehnya, Data itu penting dalam sejarah peradaban. Jangan hanya sejarah bangsa Indonesia (Gorontalo) saja yang tercatat pada negara mereka, akan tetapi sejarah kita juga harus tercatat lengkap diseluruh wilayah Indonesia, lebih khusus di Daerah Gorontalo Utara.
Sementara itu, Festival Budaya tahun ini diwarnai dengan berbagai atraksi, tarian adat dan budaya yang ada di Kabupaten Gorontalo khususnya Gorontalo Utara, seperti tarian dana-dana, Zamrah, pentas tari Tidi, Langga/Longgo, juga di gelar FGD tentang Pemajuan Kebudayaan daerah, bazar dan kuliner khas Daerah Gorut.