Pranala.co.id, Gorontalo – Menjelang Hari Raya Ketupat masyarakat sekitar Pertigaan bundaran tugu ketupat, yosonegoro (kampung jawa) di kecamatan Limboto Barat, Kabupaten Gorontalo, sudah mulai berjualan nasi bulu (baca: nasi didalam bambu) dan dodol yang kemasannya menggunakan daun woka, jum’at (6/5/2022).
Menurut sejarah, perayaan Lebaran Ketupat di Gorontalo pertama kali digelar oleh masyarakat keturunan Jawa-Tondano (Jaton) sejak kedatangan mereka pada tahun 1909. Masyarakat tersebut adalah transmigran dari Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara yang pada saat itu tersebar di Desa Kaliyoso, Roksonegoro, Mulyonegoro, dan Yosonegoro, Kabupaten Gorontalo. Perayaan ini pun, selalu diselenggarakan satu minggu setelah perayaan Hari Raya Idul Fitri.
Saat di temui awak media salah satu warga asal dari Kecamatan Limboto Barat, Muhamad (39) mengatakan, di dua tahun kemarin tidak ada yang berjualan sebanyak ini, alhamdulillah di tahun ini setelah di buka perayaan ketupat cukup banyak yang menjual bambu dan daun woka.
“Kita juga bersyukur pada tahun ini bisa menjalankan hari raya ketupat,” ujarnya.
Ia juga mengaku, bahwa mencari bambu serta daun woka ini sangat sulit, hingga mencari sampai ke hutan agar mendapatkannya, harga bambu yang di jual ada yang Rp.8.000, perujung, dan ada juga yang Rp.10.000, perujung tergantuk ukurannya, dan untuk daun Woka ada yang Rp 2.000 perdaunnya.
“Kita berharap Hari raya ketuapat tahun ini bisa ramai seperti di tahun-tahun sebelum pandemic,” pungkasnya
Pewarta : Agung Nugraha