Pranala.co.id-Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang diperingati setiap tahun, merupakan momentum yang tepat untuk menelaah, merenung dan mereakutualisasikan semangat dan spirit perjuangan Bapak Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara
Hal itu dikemukakan Kepala Dinas Pendidikan Kab. Gorontalo Utara saat dimintai tanggapannya terkait Hardiknas 2 Mei 2023.
Penetapan Hari Pendidikan Nasional oleh Presiden Soekrno tahun 1959 lalu yang merujuk pada tanggal kelahiran Ki Hajar Dewantara yang lahir di Jokyakarta pada 2 Mei 1889, menurut Irwan Usman sudah sangat tepat dan masih relevan untuk dimaknai oleh seluruh elemen bangsa sampai kapan pun.
Dijelaskannya, sosok Ki Hajar Dewantara yang pernah mendirikan perguruan Taman Siswa pada tahun 1922 yang diperuntukkan bagi kaum pribumi merupakan spirit bagi bangsa ini untuk terus mendorong peningkatan akses pendidikan bagi semua atau “education forl all”, baik pendidikan dasar, pendidikan menengah bahkan pendidikan tinggi.
Selain itu menurut Irwan Usman, ketokohan Ki Hajar Dewantara, juga menjadi spirit bagi elemen pendidikan untuk membumikan keteladanan di tengah masyarakat, mengambil peran dan karsa serta di belakang memberikan dorongan atau motivasi sebagaimana yang menjadi semboyan Ki Hajar Dewantara, Ing ngarso Sang Tulodo, Ing Madya Mangun Karsa dan Tut Wuri Handayani.
Dengan begitu kata Irwan Usman, pada setiap momentum peringatan Hardiknas, paling tidak terdapat 2 hikmah dan pesan moral yang hendak disampaikan kepada bangsa ini, terutama kepada elemen pendidikan, yakni pertama bagaimana mendorong peningkatan akses pendidikan bagi seluruh warga masyarakat, peningkatan kualitas pendidikan dan penyelenggaraan pendidikan yang relevansif.
Di sisi yang lain menurut Irwan Usman lagi, melalui semboyan terkenalnya ing ngarso sang tulodo, ing madya Mangun karsa dan Tut Wuri Handayani, Ki Hajar Dewantara seakan hendak menyampaikan pesan tentang pentingnya karakter kebangsaan yang rela dan ikhlas “memanusiakan manusia lain” demi harkat dan martabat kemanusiaan yang ditempatkan sebagai makhluk yang mulia di Sisi Sang Maha Pencipta
Oleh karena itu, selaku Kepala Dinas Pendidikan Kab. Gorut, Irwan Usman mengharapkan agar guru sebagai garda terdepan dalam proses pendidikan di tengah masyarakat dapat memaknai dan menghayati kembali nilai-nilai dan pengajaran Ki Hajar Dewantara sebagai Bapak Pendidikan Indonesia.
Bagaimanapun, nasib bangsa ini sangat ditentukan oleh sejauhmana kualitas Sumber Daya Manusia yang menjadi output dunia pendidikan.
Demikian pula menurut Irwan Usman, pendidikan bagi anak dan generasi muda, tidak hanya menjadi tanggung jawab guru di sekolah, tapi juga menjadi tanggung jawab orang tua dan masyarakat
Oleh karena itu menurutnya, nilai-nilai pengajaran Ki Hajar Dewantara tidak cukup hanya dimaknai oleh elemen pendidik, tapi juga sangat penting dimanifestasikan secara konkrit, terutama oleh orang tua, tokoh masyarakat, tokoh agama dan elemen masyarakat lainnya. (MM)