Pranala.co.id – Sejarah Hari Lahir Pancasila berawal dari kekalahan Jepang pada Perang Asia Timur Raya, jepang berusaha mendapatkan hati masyarakat dengan menjanjikan kemerdekaan kepada Indonesia dan membentuk sebuah lembaga yang tugasnya untuk mempersiapkan hal tersebut.
Karena itu, Bupati Kabupaten Gorontalo Nelson Pomalingo mengatakan Selamat Hari Lahir Pancasila ke-76 dengan Pancasila bisa bersatu dalam suatu Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Sejarah singkat terbentuknya Pancasila
Awalnya Jepang setidaknya menjanjikan kemerdekaan kepada Indonesia sambil menunggu situasi membaik.
Pada 1 Maret 1945, Kumakichi Harada selaku Jenderal Dai Nippon yang membawahi Jawa, mengumumkan akan dibentuk suatu badan baru dengan nama Dokuritsu Junbi Cosakai.
Secara garis besar, BPUPKI dibentuk untuk menyelidiki hal-hal yang penting sekaligus menyusun rencana mengenai persiapan kemerdekaan Indonesia, demikian seperti yang termaktub dalam Maklumat Gunseikan (Kepala Pemerintahan Militer merangkap Kepala Staf) Nomor 23.
BPUPKI dalam periode kinerjanya, yang hanya beberapa bulan, telah menggelar 2 kali sidang resmi: 29 Mei sampai 1 Juni, dan 10-17 Juli 1945. Ada satu sidang lagi yang dilakukan kendati tidak resmi dan hanya diikuti beberapa anggota pada masa reses, antara 2 Juni hingga 9 Juli 1945. Pada sidang pertamanya tanggal 29 Mei 1945 yang diadakan di Gedung Chuo Sangi In (sekarang Gedung Pancasila), para anggota membahas mengenai tema dasar negara.
Kemudian, sidang berjalan sekitar hampir 5 hari, kemudian pada hari terakhir, tanggal 1 Juni 1945, Sukarno menyampaikan gagasannya terkait dasar negara Indonesia, yang dinamai “Pancasila”.
Panca artinya lima, sedangkan sila artinya prinsip atau asas. Hingga sidang usai, belum ada kesepakatan yang dicapai.
Ada beda pendapat yang cukup tajam antara kubu nasionalis dan kubu agamis, salah satunya tentang bentuk negara, antara negara kebangsaan atau negara Islam, meskipun hal ini bukanlah persoalan yang baru (Bernhard Dahm, Sukarno dan Perjuangan Kemerdekaan, 1987:232).
Maka dibentuklah Panitia Sembilan untuk menemukan jalan tengah dalam perumusan dasar negara. Panitia ini terdiri dari Sukarno, Mohammad Hatta, Achmad Soebardjo, M. Yamin, Wahid Hasjim, Abdoel Kahar Moezakir, Abikusno Tjokrosoejoso, Haji Agus Salim, dan A.A. Maramis.
Setelah melalui berbagai perdebatan sengit dalam perundingan alot pada sidang Panitia Sembilan tanggal 22 Juni 1945, lahirlah rumusan dasar negara RI yang dikenal sebagai Piagam Jakarta atau Jakarta Charter yang terdiri dari:
1. Ketuhanan yang maha esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Bupati Kab. Gorontalo Nelson Pomalingo mengatakan, selamat Hari Lahir Pancasila dengan adanya pancasila Negara Indonesa kuat dalam persatuan.
“Pancasila ini adalah pengikat kita, tidak bisa di bayangkan kalau tidak ada pancasila kita suku begitu banyak, beragama banyak, berbudaya, serta berbeda-beda pulau, dan yang bisa menjadi pengikat adalah Pancasila,” ungkap Bupati Kab. Gorontalo Nelson Pomalingo usai rapat di kantor bupati di ruang madani, Senin, (31/5/2021).
Lanjutnya, Pancasila juga bisa menjadi roh membangun kita bisa di lihat dari sila pertama sampai sila terakhir itu roh pembangunan.
“Kemudian Pancasila menjadi Filosofi buat kita itu yang penting, sehingga NKRI itu tetap satu negara Indonesia tetap eksis, apalagi pada jaman hari ini banyak terpaan-terpaan luas, insya allah dengan adanya pancasila kita tetap bersatu dan NKRI harga mati,” pungkasnya.
Pewarta : Agung Nugraha
Editor : Mira