Pranala.co.id-Sudah hampir satu tahun kasus penculikan yang berujung pada tindak pemerkosaan yang menimpa seorang siswi di Gorontalo Utara yang terjadi pada bulan Januari 2023 lalu, belum juga diproses dan ditindaklanjuti oleh pihak Polres Gorontalo Utara.

Buktinya 2 orang terduga pelaku pemerkosaan berinisial ER dan IT hingga saat ini masih bebas berkeliaran menghirup udara segar.

Di sisi yang lain, korban pemerkosaan yang masih dibawah umur berinisial NZ siswi kelas XI di salah satu SMA di Gorut itu, masih diliputi rasa trauma dan depresi akut sehingga tidak lagi bersemangat dan kehilangan gairah untuk ke sekolah.

Demikian juga dengan orang tua dan keluarga korban yang hingga saat ini hidup dalam tekanan, karena harus menanggung aib dan malu akibat kebejatan para pelaku pemerkosaan yang seakan “kebal hukum”.

Mirisnya, sudah jatuh tertimpa tangga lagi, belum hilang rasa trauma akibat tindak kekerasan yang dialami NZ pada Januari 2023, tindakan percobaan pemerkosaan kembali terjadi pada bulan Agustus 2023.
Kali ini menimpa sang kakak berinisial RZ yang saat ini masih tercatat sebagai mahasiswi di salah satu perguruan tinggi ternama di Gorontalo.

Herannya lagi, terduga pelaku percobaan pemerkosaan korban RZ, masih kerabat dekat (kemenakan) dari pelaku pemerkosaan terhadap sang adik NZ yang berinisial YR alias Yudi.

Dari keterangan orang tua korban pada awak media ini terungkap, kasus pemerkosaan terhadap anaknya NZ terjadi pada Januari 2023 di kawasan perbatasan Buol-Gorut tepatnya di Palele Sulteng.

Sementara kasus percobaan pemerkosaan yang dialami anaknya RZ terjadi pada Agustus 2023 di rumahnya di Desa Molangga Kec. Tolinggula.

Yang memprihatinkan lagi adalah, orang tua dan keluarga korban dalam kasus ini, merasa tidak berdaya karena para pelaku ER dan YR masing-masing adik dan kemenakan salah seorang Anggota DPRD Provinsi Gorontalo dari Fraksi PDIP. Sementara pelaku lainnya IT adalah kemenakan dari Ketua DPRD Gorut,juga dari PDIP.

Ayah dan ibu kandung dari korban yang enggan disebutkan namanya itu mengaku pasrah, karena sejak awal, oknum Anggota DPRD Provinsi Gorontalo dan istrinya tersebut, berusaha melindungi para pelaku agar tidak terjerat hukum.

Sehari setelah kasus itu terjadi, oknum Anggota Deprov itu mencoba menghubungi dan membujuk NZ, ayah dan ibu korban dengan iming-iming diberikan uang puluhan juta, dibelikan rumah dan dibiayai sampai di Perguruan Tinggi asalkan foto-foto bekas kekerasan pelaku dihapus sekaligus meminta agar persoalan ini tidak dilaporkan ke pihak Kepolisian.

Namun bujukan itu ditolak mentah-mentah oleh pihak keluarga dan tetap melaporkan kasus bejat ini ke Polsek Tolinggula. Oleh pihak Polsek disarankan agar kasus ini dilaporkan ke Polres Gorut.

Hanya saja, tanpa diketahui oleh ayah korban, oknum Anggota DPRD Provinsi Gorontalo itu berhasil membujuk ibu kandung korban NZ yang memang sudah cerai dengan ayah korban dengan iming-iming uang puluhan juta Rupiah.

Atas bujukan itu, tanpa sepengetahuan ayah kandung korban, ibu kandung dari NZ menarik laporan dan membuat surat pernyataan tidak keberatan di Polres Gorut .

Mengetahui hal itu, ayah kandung dan keluarga dekat korban marah besar dan meminta pihak Polres Gorut tetap melanjutkan kasus ini hingga tuntas.

“So itu torang menghubungi media ini agar bagaimana kami mendapatkan keadilan. Jangan hanya karena adik dan kemenakan pejabat, para pelaku dibiarkan bebas berkeliaran menghirup udara bebas” ujar ayah korban kepada awak media ini, Selasa (31/10).

Kedua orang tua dan Keluarga korban kepada Media ini sangat berharap agar para pelaku pemerkosa dan percobaan pemerkosa terhadap kedua anak mereka segera ditangkap dan diamankan oleh pihak Kepolisian tanpa pandang bulu.

“Meski kami orang kecil,tapi kami berhak mendapatkan keadilan, semua orang di hadapan hukum sama tanpa pandang bulu” lirih ayah korban sangat berharap.

Sementara itu, terkait kasus ini, Kapolres Gorontalo Utara melalui Kasat Reskrim AKP Mohamad Adam, SH saat dikonfirmasi di ruang kerjanya membenarkan, bahwa ada laporan kasus pemerkosaan dari warga Tolinggula.

“Iya benar laporan itu ada dan telah kami terima bahkan telah kami tindak lanjuti ” ujar Mohamad Adam

Dijelaskannya, ada 2 laporan,yakni pertama kasus pemerkosaan terhadap NZ siswi SMA kelas XI yang terjadi di Tempat Kejadian Perkara (TKP) di Palele Sulteng dengan terduga pelaku ER dan IT.

Selanjutnya kasus kedua, laporan percobaan pemerkosaan yang menimpa korban mahasiswi berinisial RZ yang nota bene kakak kandung NZ. TKP di kediaman korban Desa Molangga Tolinggula yang diduga dilakukan oleh YR

“Tim Kami sudah mendatangi TKP, saya yang pimpin langsung sebulan lalu. Atau tepat saya baru seminggu bertugas di Polres Gorut sudah mendapat tugas menangani kasus laporan Warga Tolinggula ” imbuhnya

Lebih lanjut dijelaskannya, Tim Reskrim turun ke Tolinggula saat itu dalam rangka menangani banyaknya laporan pencabulan dengan korban yang berbeda dengan pelaku yang juga berbeda. Tak hanya satu kasus namun banyak.

“Jika kami dinilai lambat bukan karena disengaja ,tidak sama sekali, melainkan kami banyak menerima laporan yang sama yaitu pencabulan dan semua kami proses ,tak ada yang kami istimewakan ” ungkapnya

Namun terkait kasus perkosaan yang menimpa NZ, karena mengingat TKP di Wilayah Provinsi Sulawasi Tengah, maka rencananya akan dilimpahkan ke Polda

Sementara kasus laporan percobaan pemerkosaan yang menimpa RZ yang melibatkan terduga pelaku YR sementara ditangani serius oleh pihak Polres Gorontalo Utara.

Sebagaimana diberitakan, kronologis kasus ini berawal pada tanggal 28 Januari 2023 malam lalu, saat NZ diajak oleh IT alias Irfan untuk mengunjungi sebuah acara yang tidak jauh dari kediaman NZ di Desa Molangga Kec. Tolinggula.

Korban NZ saat itu menolak dengan alasan tidak ingin keluar rumah, namun karena IT memaksa dan berusaha pamit pada ibu kandung NZ akhirnya ia luluh dan bersedia pergi sambil diperingatkan oleh sang ibu agar IT menjaga baik baik anak gadisnya

Menurut penuturan NZ, saat itu terduga pelaku IT datang ke rumahnya menggunakan Mobil dan mengaku hanya sendirian.

Namun saat hendak masuk mobil, korban NZ kaget karena ternyata ada seseorang yang ada di dalam mobil yang belakangan diketahui bernama ER alias Ebiet.

Saat mereka mulai beranjak meninggalkan kediaman NZ, terduga pelaku tidak berhenti di lokasi acara melainkan mobil tetap melaju ke arah Tolinggula Tengah.

Saat melintasi satu kawasan yang sepi dan dipenuhi semak belukar, tiba-tiba IT menghentikan laju mobilnya.

Korban NZ kemudian bertanya kenapa berhenti di tempat yang sunyi.

IT lantas menjawab singkat, hendak singgah minum sebentar. “Tunggu nunu, nyanda lama cuma mo minum sadiki baru mo bale ka pesta itu , mo lia acara torang,” ucap IT.

Benar saja, ,IT dan ET langsung menenggak minuman keras sepuasnya hingga tak terasa malam sudah mulai larut.

Untuk itu, korban kemudian meminta dan memohon agar IT mengantarkannya pulang ke rumah.

Mendapati permintaan itu, IT menolak dan malah mengatakan bahwa temannya ER suka dan jatuh cinta pada NZ. ”

Mendengar hal itu, korban NZ menolak sembari marah-marah. Saking marahnya ia berusaha untuk lari pergi dari lokasi itu.

Namun karena tak menemukan jalan pulang, terpaksa korban kembali ke tempat dimana IT dan ER berada sambil menangis dan memohon agar diantar pulang.

Akhirnya IT dan ER memenuhi permintaan korban dan segera berlalu meninggalkan tempat itu.

Namun rupanya, NZ tak diantar pulang melainkan Mobil diarahkan ke perbatasan Sulawesi Tengah tepatnya menuju Palele dengan kecepatan tinggi.

Seketika korban mulai panik dan menangis sambil meronta-ronta.

Melihat gelagat itu, IT dan ER malah mengancam akan membuang NZ ke jurang sambil tancap gas jika tidak berhenti menangis

Saat tiba di sebuah lokasi yang tak berpenghuni yang sudah masuk wilayah Kecamatan Palele, IT tiba-tiba menghentikan laju mobilnya dan seketika itu juga keduanya menyekap korban hingga tak berdaya.

Entah karena sudah dirasuki setan dan pengaruh Alkohol, para pelaku IT dan ER sudah tidak perduli dengan tangisan NZ yang meronta-ronta. Malah keduanya semakin beringas dengan menghunus benda tajam sembari mengancam akan membunuh NZ jika tetap menangis dan meronta-ronta.

Korban NZ yang masih dibawah umur itu harus menyerah dan tidak berdaya lagi, berada di bawah dekapan kedua lelaki yang masih muda dan kuat itu hingga mereka dengan leluasa dan bergantian merenggut kegadisan anak yang masih duduk di bangku SMA di Kwandang itu.

Setelah berhasil melampiaskan nafsu bejatnya hingga menjelang Subuh, keduanya mulai beranjak pulang ke Tolinggula.

Di tengah perjalanan pelaku ER membujuk korban untuk tidak melaporkan kejadian yang baru dialaminya sembari menyodorkan sejumlah lembaran uang kepada korban.

Namun korban sambil menangis menolak pemberian itu dan karena pelaku memaksa,uang itu ia terima dan seketika ia lemparkan ke arah ER.

Sesampainya di rumah pada pagi hari, korban NZ tak langsung melaporkan kejadian yang dialaminya itu kepada kedua orang tuanya,melainkan ia hanya curhat ke sepupunya.

Mendengar curhatan itu, sepupunya tersebut kemudian melaporkannya pada sang ayah atau Paman NZ Berti Miolo.

Mendengar laporan anaknya, saat itu juga Berti menemui Ibu kandung NZ untuk melaporkan kejadian yang menimpa anaknya .

Karena sudah diinterogasi dengan suara keras akhirnya NZ sambil menangis histeris mengaku diperkosa dibawah ancaman oleh IT dan ER.

Bahkan saat kejadian, NZ mengaku dipukuli dan ditarik-tarik rambutnya.

Mendengar pengakuan NZ, Ibu kandung ditemani keluarga , mendatangi Polsek Tolinggula.

Petugas Polsek Tolinggula kemudian mengarahkan keluarga korban untuk melapor ke Polres Gorontalo Utara di Kwandang.

Belum tuntas penyelesaian kasus pemerkosaan terhadap NZ yang melibatkan terduga pelaku IT dan ER yang terjadi pada Januari 2023, kasus percobaan pemerkosaan kembali dialami kakak korban berinisial RZ yang terjadi pada Agustus 2023 yang dilakukan oleh terduga pelaku YR yang nota bene masih kerabat dekat ER terduga pelaku pemerkosaan sang adik NZ.

Kejadian percobaan pemerkosaan itu bermula, saat RZ yang tercatat sebagai mahasiswi di kampus ternama di Gorontalo itu, baru selesai mandi.

Saat RZ masuk ke kamar pribadinya dengan hanya memakai handuk dan hendak mengganti baju, tiba-tiba ada pria yang bergegas dengan cepat masuk ke kamarnya.

Seketika, RZ kaget namun tidak bisa bebuat apa-apa lagi karena langsung disekap oleh pria tersebut yang belakangan diketahui bernama YR alias Yudi.

Mendapat perlakuan itu, RZ meronta-ronta sambil berusaha dengan sekuat tenaga melepaskan diri dari dekapan pria yang sudah dirasuki nafsu birahi itu.

Bersyukur upaya itu berhasil dan sembari berteriak histeris minta tolong, RZ berusaha keluar dari kamarnya dan pelaku YR segera melarikan diri.

Seketika itu juga, para tetangga yang mendengar teriakan dari rumah RZ langsung berhamburan keluar menuju TKP.

Mendadak kediaman RZ menjadi ramai para tetangga berkumpul dan menanyakan apa yang terjadi

Spontan RZ dengan wajah yang pucat dan suara yang terbata-bata mengaku, bahwa baru saja seorang pria bernama YR alias Yudi masuk ke kamarnya, menyekap dirinya dan hendak memperkosanya.

Mendengar hal itu, ibu kandung korban RZ dan juhs NZ dengan sangat murka segera bergegas menuju Polres Gorut untuk kembali melaporkan kejadian yang baru saja dialami anak perempuannya itu

Sayangnya kasus pemerkosaan dan percobaan pemerkosaan itu sejak Januari hingga saat ini memasuki November tidak jelas penyelesaiannya. Buktinya para pelaku masih bebas menghirup udara segar.

Untuk itu melalui awak media ini, orang tua korban meminta pihak Kepolisian agar segera menangkap para pelaku tanpa pandang bulu untuk mempertanggung jawabkan perbuatan mereka. (MM)

%d blogger menyukai ini: